“Selamat datang di Kampung Kami,Kampung Daun”
Sapaan akrab itu menyambut Anda saat memasuki area Kampung Daun Culture Gallery & Cafe. Memang, suasana kampung yang penuh keramahan, tenang dan hommy terasa kental disini.
Dengan tekad untuk mengenalkan keunikan yang dimiliki perkampungan sekitar kepada para pengunjung yang sebagian besar berasal dari kota besar, Kampung Daun menyajikan berbagai hal baru yang dapat Anda nikmati. Khususnya bagi Anda yang jenuh dengan kehidupan hactic kota besar, yakinlah bahwa Kampung Daun merupakan pilihan yang tepat untuk Anda kunjungi.
Disini Anda akan menemukan berbagai karakteristik dan keunikan wilayah pedesaan yang masih bersifat tradisional tapi elegan. Di kafe ini Anda dapat menemui pedagang keliling yang menjual dodol lipet, gulali, dan harum manis yang duduk berjejer di tepi jalan setapak Kampung Daun. Tak ketinggalan hiburan asli setempat juga bisa Anda nikmati disini. Pengamen yang bermain harpa dan kecapi dengan jari-jarinya yang lentur, berkeliling dari saung ke saung. Benar-benar serasa di kampung, bukan?
Kampung Daun berada di sebuah lembah kecil, kawasan obyek wisata Cihideung, di belahan Utara Kota Bandung. Lokasinya yang terletak 4,7 km dari mulut Jalan Sersan Bajuri, berada di dekat pertigaan Terminal Ledeng. Arah jalan menuju Lembang.
Awalnya Villa Triniti dibangun di tempat ini pada tahun 1997, yang kemudian menjelma menjadi picnic area, dimana orang-orang bebas datang sembari membawa tikar dan makanan.
Tempat yang alami, indah dan jauh dari hiruk pikuk kota membuat Ruth Tamzil de Fernandes terinspirasi membuat saung sederhana untuk tempat makan dan melepas penat. Ide ini semakin berkembang ketika Indonesia banyak mengalami kerusuhan, khususnya di kota besar seperti Jakarta dan sekitarnya. Ruth berpikir, kenapa tidak kembali saja ke desa? Tempat yang begitu tenang dan damai. Keinginan sederhana ini kemudian dituangkan dalam barisan puisi yang indah.
Nama Kampung Daun sendiri diambil karena di tempat ini dahulu dipenuhi daun-daun labu siam . Filosofi labu siam adalah semakin rimbun semakin merunduk. Jadi, Kampung Daun merupakan perkampungan yang low profile serta penuh kebersahajaan. Daun labu siam-pun dijadikan sebagai lambang Kampung Daun.
Mulanya pada tahun 1999 dibangun empat buah saung dengan surabi dan poffertjes sebagai makanan yang disajikan. Seiring dengan berjalannya waktu, saung demi saung dibangun. Kini Kampung Daun memiliki 29 saung kecil, 4 saung dengan kapasitas 30-50 orang, Bumi Cai (rumah diatas air), RB (rumah besar), Curug 2AB (curug A dan curug B, dimana view-nya langsung ke arah air terjun), Balai Ageung (berupa pendopo yang berada paling atas) dengan kapasitas 200-300 orang. Balai Ageung ini punya cerita tersendiri. Joglo Bale Ageung didapat dari Solo, diperkirakan telah berumur 300 tahun. Ada 4 soko guru (tiang utama) dan disetiap tiangnya terdapat koin VOC abad 17.
Bertaburan Bintang Kala Malam
Anda bisa memilih tempat makan sesuai selera. Bisa memilih gubuk dengan kursi-kursi kayu atau lesehan. Atau menyandarkan tubuh dengan diganjal bantal guling, seraya menikmati udara segar di wilayah seluas 1 hektar ini.
Jika ingin menikmati uniknya tebing batu yang alami, merasakan segarnya air terjun dan gemericik air, Anda bisa berjalan agak kedalam. Disitu, Anda akan menemui cadas gantung yakni tebing batu yang menjulang.
Suasana romantis terasa saat beranjak malam. Sepanjang jalan masuk menuju Kampung Daun, Anda akan disambut lampion berwarna-warni dengan beragam bentuk. Obor yang menyala sepanjang kiri kanan jalan membuat pepohonan tampak sebagai siluet yang menari mengikuti angin.
Memorable Experience
Kampung Daun tidak men-service secara elegan tapi casual. Pramusaji akan melayani Anda dengan bersahaja, sopan dan keramahan sehingga Anda akan merasakan suasana kekeluargaan di kampung sendiri.
Bukan hanya rasa yang menjadi perhatian, food decoration juga menjadi perhatian utama. Berbagai pernik seperti piring dari anyaman bambu dan buah sebagai wadah nasi, seluruh bahan penyaji berkesan natural.
Menu yang dihidangkan kampung Daun lebih banyak menu tradisional. Jangan lupa menikmati makanan favorit seperti nasi timbel khas kampung daun. Penampilan menu ini sedikit beda. Nasi dibentuk kerucut dan diracik dengan bumbu yang khas. Atau nasi goreng yang disajikan dalam tapir dengan nasi ditengah dalam batok kelapa yang dikelilingi lauk-pauknya.
Komitment KD selalu berusaha mensinergikan potensi Seni Budaya Nusantara di padukan dengan konsep bisnis Restourant segingga dapat memberikan manfaat bagi warga Kampung Daun dan Masyarakat Sekitar serta Masyarakat Luas .Kafe ini dibuka pukul 11.00 WIB hingga 23.00 WIB, dan weekend Kampung Daun tutup pukul 24.00 WIB. Yang pasti, ada satu yang bisa jadi nilai lebih dari Kampung Daun, yaitu memorable experience yang dimilikinya. Anda bisa makan dengan harga seperti biasa, tetapi Anda akan mendapatkan pengalaman yang tak terlupakan saat bersama keluarga dan orang-orang terkasih.
0 comments:
Post a Comment