Sudah lama terdengar ada sebuah masjid "ajaib" yang menurut mitos
dibangun oleh jin dalam waktu hanya semalam. Berbagai cerita aneh
lainnya terkait dengan berdirinya masjid yang terletak di Kabupaten
Malang, Jawa Timur, itu membuat kalangan wisatawan penasaran ingin
melihat dari dekat kondisi masjid tersebut.
Liburan panjang kali ini, tepat bagi keluarga melakukan wisata religi di wilayah Kabupaten Malang, dan pilihan jatuh menuju masjid ajaib tersebut, menjadi salah satunya.
Masjid yang berada sekitar 25 km dari Kota Malang itu, bila ditempuh arah ke Turen dari terminal Gadang dengan naik minibus atau mikrolet tujuan Turen, dapat ditempuh dalam waktu sekitar 35 menit .
Biasanya jalan menuju arah tersebut agak tersendat bila musim panen tebu, karena jalanan cukup ramai dengan truk-truk pengangkut tebu, menuju pabrik gula Krebet Baru, Bululawang.
Turun di pertigaan Desa Sedayu, para pengunjung masjid berjalan kaki menuju lokasi . Suasana keramaian cukup terasa, bus – bus besar mengangkut jamaah pengajian yang melakukan wisata religi berlalu lalang di jalan kampung yang tidak terlalu lebar itu.
Dari jalan besar, sekitar 1.5 km, memasuki sebuah gang , mulai terlihat gerbang masjid, dengan ukiran keramik warna biru setinggi 9 hingga 10 meter.
Saat masuk waktu shalat Ashar, gerbang belum dibuka karena di dalam sedang melaksanakan shalat, namun bagi jamaah yang berjalan kaki, bisa masuk dari pintu sebelah kanan (pintu keluar), sedangkan kendaraan mobil menunggu hingga sholat jamaah usai .
Terasa sekali nuasa kemegahannya saat memasuki masjid yang ada di lingkungan Pondok Pesantren Salafiah Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rahmah (Bi Ba’a Fadlrah). Nama yang cukup panjang yang mempunyai makna Laut Madu atau, "Fadilah Rohmat" (Segarane, Segara, Madune, Fadhole Rohmat-terjemahan Bahasa Jawa).
Dalam keterangan yang diberikan oleh pemandu di lingkungan pondok tersebut bahwa Ponpes Bi Ba’a Fadlrah ini dibangun pada tahun 1963 oleh Romo Kiai Haji Ahmad Bahru Mafdlaluddin Shaleh Al-Mahbub Rahmat Alam, atau yang akrab disapa Romo Kiai Ahmad.
Sebelum memasuki masjid lapor dahulu ke ruangan Informasi, di sini pengunjung bisa minta bantuan untuk dipandu berkeliling pondok, tidak dipungut biaya apapun. Dalam perjalanan berkeliling pondok ditunjukkan ruangan-ruangan belajar yang cukup membingungkan bagi yang pertama kali datang, karena di dalam gedung juga terdapat ruangan keluarga.
Bangunan utama memiliki 10 lantai, lantai 1 hingga lantai 4 tempat kegiatan pondok, sedangkan lantai 6 ruangan keluarga, di lantai 5, 7, 8 ada kios makanan kecil yang sangat murah harganya, dan juga busana muslim. Secara keseluruhan bangunan baru mencapai sekitar 60 persen, tak ada keterangan resmi tentang luas dan konsep bangunan.
Menurut Kisyanto, salah seorang panitia Ponpes Bi Ba’a Fadlrah yang akrab disapa Pak Kis. Pada tahun 1978, mulai ada santri yang menetap. Pada tahun 1978 itulah, proses pembangunan pondok mulai dilakukan.
Tapi sifatnya kecil-kecil, apa adanya, hingga tahun 1992. Setelah itu, proses pembangunan sempat berhenti. Bangun lagi sekitar tahun 1998 akhir dan awal tahun 1999 yang ditandai dengan adanya aktivitas "ngecor" dan pembuatan jalan serta pos.
Lebih jauh Pak Kis mengatakan, dalam hal pendanaan, beliau punya prinsip tidak minta-minta, tidak "toma" (tidak mengharap-harap pemberian orang) dan tidak pinjam. Mencegah agar tidak toma’, lanjutnya, maka pada tahun 1978, Romo Kiai sudah mulai membangun pondok dengan material apa adanya. Contohnya, waktu itu adanya baru batu merah saja maka batu merah itulah yang dipasang dengan luluh (adonan) dari tanah liat (lumpur/ledok).
Di sekitar pondok banyak warga yang bergantung dengan kegiatan pondok, mereka berjualan makanan ringan, bakso, camilan dan beranekaragam busana muslim. Harga barang yang dijual itu juga sangat murah, karena harga yang diberikan itu sudah dipatok tidak terlalu memberatkan jamaah yang sedang berbelanja.
Ternyarta Masjid Ajaib itu bukan cerita bohong, tapi nyata ada dan memberi banyak manfaat pada warga sekitar dan umat Islam, khususnya sebagai syiar agama Islam.
0 comments:
Post a Comment